Biografi Lengkap Ibnu Hajar Al-Asqalani

Biografi Lengkap Ibnu Hajar Al-Asqalani

Nama lengkap Ibnu Hajar Al-Asqalani adalah Syihabuddin Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar, namun lebih dikenal sebagai Ibnu Hajar Al-Asqalani dikarenakan kemasyhuran nenek moyangnya yang berasal dari Palestina. Ibnu Hajar tumbuh dan besar sebagai anak yatim, ayah beliau meninggal katika ia berumur 4 tahun dan ibunya meninggal ketika ia masih balita. Ayah beliau meninggal pada bulan Rajab 777 H. Setelah berhaji dan mengunjungi Baitul Maqdis dan tinggal di dua tempat tersebut. 

Waktu itu Ibnu Hajar ikut bersama ayahnya. Setelah ayahnya meninggal beliau ikut dan diasuh oleh Az-Zaki Al-Karubi (kakak tertua Ibnu Hajar) sampai sang pengasuh meninggal. Hal itu karena sebelum meninggal, sang ayah berwasiat kepada anak tertuanya yaitu saudagar kaya bernama Abu Bakar Muhammad bin Ali bin Ahmad Al-Kharubi (wafat tahun 787 H.) untuk menanggung dan membantu adik-adiknya. Begitu juga sang ayah berwasiat kepada syaikh Syamsuddin Ibnu Al-Qaththan (wafat tahun 813 H.) karena kedekatannya dengan Ibnu Hajar kecil.

Ibnu Hajar tumbuh dan besar sebagai anak yatim piatu yang menjaga iffah (menjaga diri dari dosa), sangat berhati hati, dan mandiri dibawah kepengasuhan kedua orang tersebut. Zakiyuddin Abu Bakar Al-Karubi memberikan perhatian yang luar biasa dalam memelihara dan memperhatikan serta megajari beliau. Dia selalu membawa Ibnu Hajar ketika mengunjungi dan tinggal di Makkah hinga ia meninggal dunia tahun 787 H.

Pada usia lima tahun Ibnu Hajar masuk Al-Maktab (semacam TPA sekarang) untuk menghafal Al-Qur’an, di sana ada seorang guru yang bernama Syamsuddin bin Al-Alaf yang saat itu menjadi Gubernur Mesir dan juga Syamsuddin Al-Athrusy. Akan tetapi, Ibnu Hajar belum berhasil menghafal Al-Qur’an sampai beliau diajar oleh seorang ahli fakih dan pengajar sejati yaitu Shadruddin Muhammad bin Muhammad bin Abdurrazaq As-Safthi Al-Muqri’. Kepada beliau inilah akhirnya Ibnu Hajar dapat mengkhatamkan hafalan AL-Qur’annya ketika berumur relatif tahun (antara 5 sampai 12 tahun).

Ketika Ibnu Hajar berumur 12 tahun ia ditunjuk sebagai imam shalat tarawih di Masjidil Haram pada tahun 785 H. Ketika sang pengasuh berhaji pada tahun 784 H. Ibnu Hajar menyertainya sampai tahun 786 H. Hingga kembali bersama Al-Kharubi ke Mesir. Setelah kembali ke Mesir pada tahun 786 H. Ibnu Hajar benar benar bersungguh sungguh dalam menunntut ilmu, hingga ia hafal beberapa kitab kitab induk seperti Al-‘Umdah Al-Ahkam karya Abdul Ghani Al-Maqdisi, Al-Alfiyah fi Ulum AL-Hadits karya guru beliau Al-Haafidz Al-Iraqi, Al-Haawi Ash-Shaghi karya Al-Qazwinir, Mukhtashar Ibnu Al-Haajib fi Al-Ushul dan Mulhatu Al-I’rab serta kitab kitab yang lainnya.

Pertama kali ia diberikan kesenangan meneliti kitab kitab sejarah (tarikh) lalu banyak hafal nama nama perawi dan keadaannya. Kemudian meneliti bidang sastra Arab dari tahun 792 H. Dan menjadi pakar dalam syair. Kemudia diberi kesenangan menuntut hadits dan dimulai sejak tahun 793 H. Namun beliau belum konsentrasi penuh dalam ilmu ini kecuali pada tahun 79 H. Di waktu itulah beliau konsentrasi penuh untuk mencari hadits dan ilmunya.

Baca juga: Biografi Lengkap Imam Ibnu Ruslan Pengarang Matan Zubad

Saat ketidakpuasan dengan apa yang didapatkan akhirnya Ibnu Hajar bertemu dengan Al-Hafizh Al-Iraqi yaitu seorang Syaikh besar yang terkenal sebagai ahli fikih, orang yang paling tahu tentang Madzhab Syafi’i. Disamping itu ia seorang yang sempurna dalam menguasai tafsir, hadits dan bahasa Arab. Ibnu Hajar menyertai sang Guru selama sepuluh tahun. Dan dalam sepuluh tahun ini Ibnu Hajar menyelingi dengan perjalanan ke Syam dan yang lainnya. Di tangan Syaikh inilah Ibnu Hajar berkembang menjadi seorang ulama sejati dan menjadi orang pertama yang diberi izin Al-Iraqi untuk mengajarkan hadits. Sang Guru memberikan gelar Ibnu Hajar dengan Al-Hafizh dan sangat dimuliakannya.

Biografi Lengkap Ibnu Hajar Al-Asqalani

Adapun setelah sang guru meninggal dia belajar dengan guru kedua yaitu Nuruddin Al-Haitsami, ada juga guru lain beliau yaitu Imam Muhibbudin Muhammad bin Yahya bin al-Wahdawaih melihat keseriusan Ibnu Hajar dalam mempelajari hadits ia memberi saran untuk perlu juga mempelajari fikih karena orang akan membutuhkan ilmu itu dan menurut prediksinya ulama didaerah tersebut akan habis sehingga Ibnu Hajar amat diperlukan.

Imam Ibnu Hajar juga melakukan rihlah (perjalanan thalabul ilmi) ke Negeri Syam, Hijaz dan Yaman dan ilmunya matang dalam usia muda hingga mayoritas ulama dizaman beliau mengizinkan beliau untuk berfatwa dan mengajar.

Baca juga: Biografi Imam Ath-Thabari Sang Ulama Mufassirun

Beliau mengajar di Markaz Ilmiah, diantaranya mengajar tafsir di Al-Madrasah Al-Husainiyah dan Al-Mahrusiyah, mengajar hadits di Madaaris Al-Babrisiyah, Az-Zainiyah dan Asy-Syaikhuniyah dan lainnya. Membuka majlis Tasmi’ Al-Hadits di Al-Mahmudiyah serta mengajarkan fikih di Al-Muayyudiyah dan selainnya. Beliau juga memegang Masyikhakh (semacam kepala para Syaikh) di Al-Madrasah Al-Babrisiyah dan Madrasah lainnya (lihat Ad-Dhau’ Al-Laami’ 2/39).Itulah sekilas tentang biografi lengkap Ibnu Hajar Al-Ashqalani.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel