Biografi Imam Ath-Thabari Sang Ulama Mufassirun
Biografi Imam Ath-Thabari Sang Ulama Mufassirun
Imam Ath-Thabari, lahir di Tobaristan di kota Amul. Kota ini merupakan salah satu propinsi di Persia dan terletak di sebelah utara gunung Alburz, selatan laut Qazwin tahun 224/225 hijriah 839/840 Masehi. Ath-Thabari diambil dari nama daerah tempat beliau lahir yakni tabaristan, dan abu Ja’far diambil dari sebutan orang agung di jamannya, beliau banyak menghabiskan waktu di Baghdad Irak.
Didalam hidupnya, beliau menghabiskan hari hari dengan menulis dan mengajar. Muridnya menyebutkan bagaimana gurunya menghabiskan hidupnya dengan menulis dan mengajar, beliau sanggup menulis 40 bahkan lebih karya ilmiyah dan mengajar ilmu furu’ lainnya selepas menulis.
Ath-Thabari pertama berangkat ke kota Rayy, Iran di daerah ini Imam Ath-Thabari mempelajari hadits Nabi dan dari daerah ini pula ia berkesempatan belajar sejarah dari Muhammad Ibnu Ahmad Ibnu Hammad Al-Daulabi dan beliau belajar ilmu fiqh dari Ibnu Muqatil. Setelah itu ia pindah ke kota Bahgdad dengan maksud menemui dan belajar kepada Imam Ahmad Bin Hambal. Namun sebelum ia sampai ke kota tersebut, Imam Hanbali meninggal dunia (241 H, 855 M). Lalu beliau mengalihkan perjalanan ke Basrah, akan tetapi sebelum ia sampai ke kota tersebut ia mampir ke kota Wasit untuk mendengarkan perjalanan. Setelah itu beliau melanjutkan perjalanan ke kota kota Kufah untuk mendalami hadits dan ilmu ilmu yang terkait dengannya. Disinilah ia mempelajari qiraat dan gurunya Sulaiman At-Tulh.
Itulah sekilas dari kehidupan beliau mencari ilmu, beliau terkenal sangat gigih dala mencari ilmu dimana mana, disetiap perjalanannya ia menemui ulama ulama yang terkenal dari bidangnya masing masing.
Karya beliau sangat banyak tapi sampai saat pada generasi sekarang hanya sedikit sekali, berikut beberapa karya karya beliau:
1. Kitab Adabul Manasik
2. Tarikh Al-Uma
3. Adabul Qadha’
4. Kitab Syara’ Al-Islam
5. Kitab Ikhtilaful Ulama’ ataupun Ikhtilaful Fuqaha’ atau Ihktilaful Ulama’il Amshar Fi Akhkami Syara’il Islam.
6. Kitab Al-Basith
7. Kitab Tarikh Rajal
8. Kitab At-Tabsir
9. Kitab Tahdzib Atsar wa Tafsiluts Tsabit ‘Ani Rasulallah Saw Minal Akhbar
10. Jami’ Fil Qiraat
11. Kitab Haditsul Yaman
12. Kitab Ar-Rad ‘Ala Ibni ‘Abdil Hakim
13. Kitab Az-Zakat
14. Kitab Al-Aqidah
15. Kitabul Fadhail
16. Kitab Fadhail Ali Ibni Thalib
17. Kitab Mukhtashar Al-Faraidz
18. Kitab Al-Washaya.
Karyanya yang paling masyhur adalah Jami’ Al-Bayan FI Tafsir Al-Qur’an atau yang terkenal dengan kitab tafsir Thabari. Kitab ini berisi fiqh, akidah, yang disimpulkan dari Al-Qur’an. Ketika beliau menyusun kitab ini, beliau mengumpulkan tafsir bil ma’sur (Al-Qur’an dengan Al-Qur’an, Al-Qur’an Dengan Hadits). Dan karena tafsir inilah beliau dijuluki Ulama Al-Mufassirun.
Baca juga: Dalil Tata Cara Bertawassul
Murid Murid Dan Guru Guru Imam Ath-Thabari
Beliau banyak bersafar dan berguru dengan ahli sejarah, ahli hadits dan lain lain. Beliau juga salah seorang yang memiliki ilmu seperti lautan, cerdas, banyak karangannya dan belum ada yang menyamainya. Banyak kota-kota yang ia singgahi, kadang kala ia tidak puas dengan hanya memasukinya sekali, ia masuk ke kota tersebut beberapa kali untuk memuaskan hasrat keilmuannya. Diantara kota kota tersebut adalah Baghdad, di kota ini ia mengambil Madzhab Syafi’i dan Hasan Za’farani, kemudian Bashrah, di kota ini ia belajar hadits kepada Abu Abdullah As-Shan’ani, lalu di Kuffah, di sana ia belajar ilmu puisi kepada kepada Tsa’lab, dan masih banyak lagi kota lainnya seperti Mesir, Beirut dan Damaskus. Pada akhirnya Imam Ath-Thabari sempat puang ke tanah kelahirannya di Thabaristan pada tahun 290 H, tapi tak lama kemudian kembali ke Baghdad dan menjadikannya tempat persinggahan terakhir untuk mencurahkan seluruh aktifitas ilmiyahnya hingga beliau wafat.

Guru beliau 40 orang lebih, diantaranya: “Muhammad bin Abdul Malik in Abi Asy Syawarib, Ismail bin Musa As Suddi, Ishaq bin Abi Isroil. Muhammad bin Abi Ma’sar, Muhammad bin Auf Fat-Tha’i, Musa bin Sahal Ar-Ramali, Muhammad bin Abdullah dan yang lainnya. (didalam tafsir beliau didapatkan, bahwa guru beliau berjumlah 62 guru). Imam Al-Nawawi menambahkan sejumlah nama guru Ath-Thabari lainnya, terutama mereka yang juga menjadi guru Al-Bukhari dan Muslim dalam bidang hadits, seperti Abd Al-Malik ibn Abu Al-Syawarib, Ahmad Ibn Mani’ Al-Baghawi, Al-Walid ibn Syuja’ Abu Kuraib Muhammad Ibn Al-‘Ala’, Ya’qub ibn Ibrahim Al-Dauraqi, Abu Sa’id Al-Asyaj, ‘Amr Ibn Ali, Muhammad Ibn Al-Mutsanna dan Muhammad Ibn Yasar. Karena kedalaman ilmu Imam Ath-Thabari, maka wajar saja bila orang-orang ketika itu berlomba untuk menampung samudera ilmu yang terpancar dari beliau.
Baca juga: Bioografi Gus Baha'
Diantara sekian banyak ulama yang mengambil ilmu dari beliau adalah: Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Nashr, Ahmad bin Qasim bin Ubadillah bin Mahdi, Sulaiman bin Ahmad bin Ayub Al-Lakhmi, Muhammad bin Ahmad bin Hamdan bin Ali. Teman-teman dari ibnu Jarir Ath-Thabari, diantaranya: Ahmad bin Abdullah bin Ahmad Al-Faghani, ia juga meriwayatkan karangan dari Ibnu Jarir, diantara karangan Al-faraghani adalah Sirah Al-Aziz Sulthan Al-Mishr dan kitab Sirah Kafur Al-Ihsyidi. Ibnu Yazid Abi Bakar Al-Qardhi, yang menjadi hakim di daerah Kufah, diantara karangannya adalah kitab Gharib Al-Qur’an, kitab Al-Qira’at, kitab At-Taqrib fi Kasyfi Al-Gharib, dan kitab Al-Mukhtashar fi Al-Fiqh.