Pengertian Hadits Maqlub Dan Muharraf Serta Contohnya

Pengertian Hadits Maqlub Dan Muharraf Serta Contohnya

Hadits Maqlub ialah:

هُوَمَا وَقَعَتِ الْمُخَالَفَةُ فِيْهِ بِالتَّقْدِيْمِ وَبِالتَّأْخِيْرِ.

Hadits yang terjadi mukhalafah (menyalahi hadits lain), disebabkan mendahulukan dan mengakhirkan.

Tukar menukar yang dikarenakan mendahulukan sesuatu pada satu tempat dan mengakhirkannya pada tempat yang lain, ada kalanya terjadi pada matan hadits dan ada kalanya pada sanad hadits.
Cotoh tukar menukar yang terjadi pada matan, ialah hadits Muslim dari Abu Hurairah ra:

....وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ أَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ يَمِيْنُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ.

....dan seorang yang bersedekah dengan suatu sedekah yang disembunyikan, hingga tangan kanannya tak mengetahui apa apa yang telah dibelanjakan oleh tangan kirinya.

Hadits ini terjadi pemutarbalikkan dengan hadits riwayat Mukhari atau riwayat Muslim sendiri, pada tempat lain, yang berbunyi:

حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ.

Hingga tangan kirinya tak mengetahui apa apa yang dibelanjakan tangan kanannya.

Tukar menukar pada sanad dapat terjadi, misalnya rawi Ka’ab bin Murrah tertukar dengan Murrah bin Ka’ab dan Muslim bin Wahid, tertukar dengan Wahid bin Muslim.

Hukum memutarbalikkan rawi ini boleh, jika dengan maksud untuk menguji kehafadhan seorang muhaddits.

Hadits Muharraf ialah:

هُوَ مَا وَقَعَتِ الْمُخَالَفَةُ فِيْهِ بِتَغْيِيْرِ الشَّكْلِ فِى الْكَلِمَةِ مَعَ بَقَاءِ صُوْرَةِ الْخَطِّ.

Ialah hadits yang mukhalafahnya (menyalahi hadits riwayat orang lain), terjadi disebabkan karena perubahan syakal kata, dengan masih tetapnya bentuk tulisannya.

Yang dimaksud dengan syakal ialah tanda hidup (harakat) dan tanda mati (sakanat). Misalnya kalimat Basyir dibaca dengan Musyair dan kalimat Nashir dibaca dengan Nusyair, dengan mengubah harakat dan sakanatnya, sedangn bentuk tulisannya tetap tidak berubah.

Tahrif ini ada yang terjadi pada matan, dan adakalanya terjadi pada sanad.

Pengertian Hadits Maqlub Dan Muharraf Serta Contohnya

Contoh tahrif pada matan mislanya hadits Jabir ra:

رُمِيَ اُبَيٌّ يَوْمَ الْأَحْزَابِ عَلَى اَكْحُلِهِ فَكَوَاهُ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم.

Ubay bin Ka’ab telah dihujani panah pada Perang Ahzab megenai lengannya, lantas Rasulallah mengobatinya dengan besi hangat.

Ghadar mentahrifkan hadits tersebut dengan Aby (artinya ayahku), padahal sesungguhnya Ubay, yakni Ubay Bin Ka’ab. Kalau pentahrifan Ghadar ini diterima, berarti orang yang dihujani panah itu adalah ayah Jabir. Padahal ayah Jabir telah meninggal pada Perang Uhud, yang terjadi sebelum Perang Ahzab.

Untuk menentukan terjadinya hadits muharraf perlu diadakan kajian dan penelitian mendalam, seperti halnya contoh hadits tersebut, yaitu digali tentang keterkaitan siapa Abi (ketika ada riwayat yang membaca Abi seperti ghadar tersebut), setelah itu digali sejauh mana kesambungan dari seorang Abi yang dimaksud shadar tersebut dengan makna isi haditsnya. Apakah benar Abi yang dimaksud ghadar tersebut masuk kategori (atau terbukti berkesinambungan) dengan makna dalam matan hadits itu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel