Hadits Mudraj (Saduran) Dan Contohnya

Hadits Mudraj (Saduran) Dan Contohnya

Hadits Mudraj ialah:

مَا ادْرَجَ فِي الْحَدِيْثِ مِمَّا لَيْسَ مِنْهُ عَلَى وَهْمٍ يُوْهَمُ اَنَّهُ مِنْهُ.

Hadits yang disadur dengan sesuatu yang bukan hadits atas perkiraan bahwa saduran itu termasuk hadits.

Perkataan yang disadurkan oleh rawi itu, mungkin perkataannya sendiri atau perkataan orang lain, baik shahaby maupun tabi’iy, dimaksudkan untuk menerangkan makna kalimat kalimat yang sukar atau mentaqyidkan makna yang mutlak.

Saduran dapat terjadi pada matan dan pada sanad. Saduran pada matan itu ada yang terdapat pada awal matan, di tengah tengah dan di akhirnya. adapun saduran dalam sanad itu antara lain, dapat terjadi umpamanya seorang rawi memasukkan sebuah hadits ke dalam hadits lain yang berbeda sanadnya atau dengan menyisipkan seorang rawi lain, yang bukan rawi sebenarnya.

Contoh hadits mudraj seperti hadits Ibnu Mas’ud, yang mewartakan bahwa Rasulallah Saw bersabda:

مَنْ مَاتَ لَايُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ.

Siapa yang mati tidak menyerikatkan Allah dengan sesuatu, masuk surga, dan siapa yang mati dengan menyerikatkan Allah dengan sesuatu, masuk neraka.

Ternyata setelah diselidiki dengan jalan membandingkannya dengan riwayat lain, kalimat yang terakhir (man mata yusyriku bihi syaian, dakhalan nar) adalah kalimat Ibnu Mas’ud sendiri.

Hadits Mudraj (Saduran) Dan Contohnya


Secara ringkas, untuk menentukan dan meneliti sebuah hadits termasuk saduran (mudraj) atau tidak salah satu caranya harus punya dalil dengan tema sejenis dari riwayat lain yang dijadikan pembanding, semakin banyak dalil pembanding maka akan semakin besar untuk menentukan dan meneliti sebuah hadits dapat dikategorikan mudraj (saduran) atau tidak.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel