Hadits Matruk Dan Contohnya
Sabtu, 20 Juni 2020
Edit
Hadits Matruk Dan Contohnya
Hadits matruk ialah:
هُوَ الْحَدِيْثُ الَّذِىْ يَنْفَرِدُ بِرِوَايَتِهِ مَنْ يُتَّهَمُّ بِالْكَذِبِ فِي الْحَدِيْثِ.
Hadits yang menyendiri dalam periwayatannya, yang diriwayatkan oleh orang yang tertuduh dusta dalam perhaditsan.
Yang disebut dengan rawi yang tertuduh dusta ialah seorang rawi yang terkenal dalam pembicaraan sebagai pendusta, tetapi belum dapat dibuktikan, bahwa ia sudah pernah bedusta dalam membuat hadits. Seorang rawi tertuduh dusta, bila ia bertobat dengan sungguh sungguh, dapat diterima periwayatan haditsnya.
Hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang tertuduh dusta, disebut hadits matruk dan rawi yang meriwayatkannya disebut dengan Matrukul Hadits (orang yang ditinggalkan haditsnya).
Adapun orang yang pernah berbuat dusta diluar hadits, tidak ditolak periwayatannya. Sedang menurut sebagian ahli hadits menolak periwayatannya, dikarenakan orang yang pernah bedusta diluar periwayatan hadits, ada kemungkinan dia berbuat dusta didalam periwayatan hadits.
Contoh hadits matruk, seperti hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Addy, ujarnya:
حَدَّثَنَا يَعْقُوْبُ بْنُ سُفْيَانَ بْنِ عَاصِمٍ, حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِمْرَانَ, حَدَّثَنَا عِيْسَى بْنُ زِيَادٍ, حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحِيْمِ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ سَعِيْدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ عُمَرَبْنِ الْخَطَّابِ, قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لَوْلَا النِّسَاءُ لَعُبِدَ اللهِ حَقَّا.
Telah bercerita kepadaku Ya’kub bin Sufyan bin ‘Ashim, katanya: telah bercerita kepadaku Muhammad bin Imran, ujarnya: telah bercerita kepadaku, ‘Isa bin Ziyad, katanya: telah bercerita kepadaku “Abdur Rahim bin Zaid dari ayahnya, dari Sa’id Ibnu Al-Musayyab, dari Umar ibnu Al-Khaththab ra, katanya: Rasulallah Saw bersabda: andai kata (di dunia ini) tak ada wanita, tentu Allah itu disembah dengan sungguh sungguh.
Ibnu ‘Addy menjelaskan bahwa 2 orang rawi, yakni: ‘Abdur Rahim dan Ayahnya (Zaid) adalah orang yang matruk Al-Hadits, karenanya hadits yang diriwayatkan melalui sanad mereka disebut hadits matruk.
Hadits matruk ialah:
هُوَ الْحَدِيْثُ الَّذِىْ يَنْفَرِدُ بِرِوَايَتِهِ مَنْ يُتَّهَمُّ بِالْكَذِبِ فِي الْحَدِيْثِ.
Hadits yang menyendiri dalam periwayatannya, yang diriwayatkan oleh orang yang tertuduh dusta dalam perhaditsan.
Yang disebut dengan rawi yang tertuduh dusta ialah seorang rawi yang terkenal dalam pembicaraan sebagai pendusta, tetapi belum dapat dibuktikan, bahwa ia sudah pernah bedusta dalam membuat hadits. Seorang rawi tertuduh dusta, bila ia bertobat dengan sungguh sungguh, dapat diterima periwayatan haditsnya.
Hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang tertuduh dusta, disebut hadits matruk dan rawi yang meriwayatkannya disebut dengan Matrukul Hadits (orang yang ditinggalkan haditsnya).
Adapun orang yang pernah berbuat dusta diluar hadits, tidak ditolak periwayatannya. Sedang menurut sebagian ahli hadits menolak periwayatannya, dikarenakan orang yang pernah bedusta diluar periwayatan hadits, ada kemungkinan dia berbuat dusta didalam periwayatan hadits.
Contoh hadits matruk, seperti hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Addy, ujarnya:
حَدَّثَنَا يَعْقُوْبُ بْنُ سُفْيَانَ بْنِ عَاصِمٍ, حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِمْرَانَ, حَدَّثَنَا عِيْسَى بْنُ زِيَادٍ, حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحِيْمِ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ سَعِيْدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ عُمَرَبْنِ الْخَطَّابِ, قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لَوْلَا النِّسَاءُ لَعُبِدَ اللهِ حَقَّا.

Telah bercerita kepadaku Ya’kub bin Sufyan bin ‘Ashim, katanya: telah bercerita kepadaku Muhammad bin Imran, ujarnya: telah bercerita kepadaku, ‘Isa bin Ziyad, katanya: telah bercerita kepadaku “Abdur Rahim bin Zaid dari ayahnya, dari Sa’id Ibnu Al-Musayyab, dari Umar ibnu Al-Khaththab ra, katanya: Rasulallah Saw bersabda: andai kata (di dunia ini) tak ada wanita, tentu Allah itu disembah dengan sungguh sungguh.
Ibnu ‘Addy menjelaskan bahwa 2 orang rawi, yakni: ‘Abdur Rahim dan Ayahnya (Zaid) adalah orang yang matruk Al-Hadits, karenanya hadits yang diriwayatkan melalui sanad mereka disebut hadits matruk.