Dalil Tata Cara Bertawasul

Dalil Tata Cara Bertawasul

Bertawasul merupakan salah satu ikhtiyar bentuk doa yang menjadi andalan mayoritas umat muslim diseluruh dunia. Tawasul atau mencari wasilah merupakan salah satu cara ampuh untuk berdoa kepada Allah dan mempunya tingkat yang berbeda dengan doa doa biasa (tanpa perantara). Sehingga tak jarang mayoritas muslim menggunakan cara tersebut untuk menyampaikan doanya kepada Allah Swt.

1. Meminta Kepada Allah Melalui Perantara Mereka (Yang dekat Dengan Allah).

Tawasul dengan cara yang pertama ini melalu perantara mereka yang mempunya makom (derajat) dekat dengan Allah, seperi Nabi Muhammad, Syaikh Abdul Qodir, Ulama Ulama, Habaib, Wali Wali Allah dan sebagainya.

Seperti contoh doa dibawah ini:

اَللَّهُمَّ اِنِّي أَسْأَلُكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ أَوْ بِحَقِّهِ عَلَيْكَ أَوْ أَتَوَجَّهُ بِهِ اِلَيْكَ فِي كَذَا....

Ya Allah, aku memohon dengan perantara Nabi-Mu, Muhammad Saw, atau dengan perantara kebenarannya kepada-Mu, atau aku bertawajjuh dengan perantara dia kepada-Mu dalam hal.....
Doa diatas merupakan contoh doa dengan tawasul cara pertama, yaitu dengan perantara orang yang memiliki kedekatan dengan Allah Swt. Doa dengan perantara tersebut memiliki landasan penguat dibawah ini:

أَنَّ رَجُلًا ضَرِيْرَ الْبَصَرِ أَتَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم  فَقَالَ ادْعُ اللهَ أَنْ يُعَافِيَنِي قَالَ اِنْ شِئْتَ دَعَوْتُ وَاِنْ شِئْتَ صَبَرْتَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكَ قَالَ فَادْعُهْ قَالَ فَأَمَرَهُ أَنْ يَتَوَضَّأَ فَيُحْسِنَ وُضُوْءَهُ وَيَدْعُوَ بِهَذَا الدُّعَاءِ اَللَّهُمَّ اِنِّي أَسْأَلُكَ وَأَتَوَجَّهُ اِلَيْكَ بِنَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الرَّحْمَةِ اِنِّي تَوَجَّهْتُ بِكَ اِلَى رَبِّي فِي حَاجَتِي هَذِهِ لِتُقْضَى لِيَ اَللَّهُمَّ فَشَفَعْهُ فِيَّ. (رواه الحاكم والترمذي والبيهقي والطبراني).

Sesungguhnya seorang lelaki yang buta mata mendatangi Nabi Saw, lalu berkata, “doakanlah kepada Allah agar menyembuhkan aku”. Nabi bersabda “apabila kamu mau, bersabarlah, itu lebih baik untukmu”. Ia berkata “berdoalah)”. Rawi berkata, “lalu Nabi menyuruhnya mengambil wudlu dan memperbaiki wudlunya dan menyuruh berdoa dengan doa ini, “Ya  Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, dan bertawajuh kepada-Mu dengan perantara nabi-Mu, muhammad, nabi yang membawa rahmat. Sesungguhnya aku bertawajuh dengan perantara engkau kepada Tuhanku dalam kebutuhanku ini, agar supaya aku dipenuhi, ya Allah, jadikanlah ia sebagai pemberi syafaat bagiku”. (HR. Al-Hakim, At-Tirmidzi, Al-Baihaqi, dan Ath-Thabrani).

Sangat jelas sekali, dalam hadist tersebut memberikan gambaran atas cara memohon kepada Allah lewat perantara atau bertawasul dengan seorang yang dekat makomnya dengan Allah Swt.

2. Meminta Kepada Allah Dengan Cara Menitipkan Doa Agar Didoakan Oleh Orang Yang Makomnya Dekat Dengan Allah.

Tawasul dengan cara kedua ini juga banyak dilakukan oleh mayoritas umat islam. Cara kedua ini dilakukan dengan menitipkan doa agar didoakan oleh orang yang makomnya dekat dengan Allah. Contoh dari tasawul cara kedua ini adalah:

يَارَسُوْلَ اللهِ اُدْعُ اللهَ تَعَالَى أَنْ يَسْقِيَنَا...

Ya Rasulallah, berdoalah kepada Allah agar menurunkan hujan kepada kami...
Perlu digaris bawahi dalam doa tersebut sama sekali tidak bermuatan perintah, namun bermuatan permohonan dan keinginan atau harapan, hal demikian bertujuan untuk menjaga adab kita kepada mereka yang dekat dengan Allah, karena mereka layak untuk dimuliakan.

Landasan dari tawasul dengan cara kedua ini adalah dalil dibawah ini:

يَذْكُرُ أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مِنْ بَابٍ كَانَ وَجَاهَ الْمِنْبَرِ وَرَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ هَلَكَتْ الْمَوَاشِيِ وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللهَ يُغِيْثُنَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ فَقَالَ اَللَّهُمَّ اسْقِنَا اَللَّهُمَّ اسْقِنَا اَللَّهُمَّ اسْقِنَا قَالَ أَنَسُ وَلَا وَاللهِ مَا نَرَى فِي السَّمَاءِ مِنْ سَحَابٍ وَلَا قَزَعَةً وَلَا شَيْئًا وَمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ سَلْعٍ مِنْ بَيْتٍ وَلَا دَارٍ قَالَ فَطَلَعَتْ مِنْ وَرَائِهِ سَحَابَةٌ مِثْلُ التُّرْسِ فَلَمَّا تَوَسَّطَتْ السَّمَاءَ انْتَشَرَتْ ثُمَّ أَمْطَرَتْ قَالَ وَاللهِ مَا رَأَيْنَا الشَّمْسَ سِتًّا ثُمَّ دَخَلَ رَجُلٌ مِنْ ذَلِكَ الْبَابِ فِي الْجُمُعَةِ الْمُقْبِلَةِ وَرَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَهُ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ هَلَكَتْ الْأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللهَ يُمْسِكْهَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ اَللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا اَللَّهُمَّ عَلَى الْاَكَامِ وَالْجِبَالِ وَالْاَجَامِ وَالظَّرَابِ وَالْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ قَالَ فَانْقَطَعَتْ وَخَرَجْنَا نَمْشِي فِي الشَّمْسِ. (رواه البخاري).

Anas bin Malik menyebutkan bahwa seorang laki-laki pada hari jum’at memasuki masjid lewat sebuah pintu yang menghadap mimbar, sementara Rasulallah saw sedang berdiri menyampaikan khutbah, alki-laki itu kemudian menghadapi Rasulallah saw dengan berdiri dan berkata, “Wahai Rasulallah, hewan-hewan ternak telah mati dan jalan-jalan telah terputus berdoalah kepada Allah agar memberikan pertolongan”. Anas bin Malik berkata “Rasulallah Saw kemudian mengankat kedua tangannya dan berdoa, “Ya Allah, siramilah kami, ya Allah, siramilah kami, ya Allah soramilah kami”. Anas berkata, “tidak demi Allah (sat itu) kami tidak melihat mendung, gumpalah awan dan suatu apapun dilangit, dan kami juga tidak melihat rumah dan tempat tinggal diantara kami dan retakan bumi itu” ia berkata, “kemudian terlihat dari belakangannya mendung seperti perisai. Ketika mendung itu berada di tengah tengah langit, maka menyebar kemudian turun hujan”. Ia berkata, “demi Allah, kami tak melihat matahari selama enam hari”. Kemudian seorang laki-laki masuk dari pintu itu pada jum’at berikutnya sementara Rasulallah saw sedang berdiri menyampaikan khutbah. Lalu ia menghadap beliau dan berkata, “ya Rasulallah harta benda telah rusak dan jalan jalan telah putus (karena hujan), berdoalah kepada Allah agar menghentikannya (hujan)”. Ia berkata, “lalu Rasulallah Saw mengangkat kedua tangan beliau kemudian berdoa, “Ya Allah, turunkanlah hujan itu di sekitar kami, dan janganlah Engkau turunkan di atas kami. Ya Allah, turunkanlah di atas rimba, lereng lereng, lembah lembah, dan padang rumput. Kemudian hujan pun reda, dan kami pun bisa keluar berjalan di bawah terik matahari. (HR. Bukhari).

3. Meminta Kepada Allah Dengan Sebab Orang Yang Makomnya Dekat Dengan Allah.

Tawasul dengan cara ketiga ini menjadikan seseorang yang makomnya dekat dengan Allah sebagai sebab terkabulnya doa. Contoh dari tawasul dengan cara ketiga ini adalah doa berikut ini:

خُذْ بِيَدِيْ أَدْرِكْنِيْ يَارَسُوْلَ اللهِ..

Peganglah tanganku, lalu tunjukkan aku ya Rasulallah...

Tawasul dengan cara ketiga ini berlandaskan dalil berikut ini:

حَدَّثَنِي رَبِيْعَةُ بْنُ كَعْبٍ الْأَسْلَمِيُّ قَالَ كُنْتُ أَبِيْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوْئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ لِي سَلْ فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ قَالَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ قُلْتُ هُوَ ذَلِكَ قَالَ فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُوْدِ. (رواه مسلم).

Rabiah bin Ka’ab Al-Aslami pernah menceritakan hadist padaku, ia berkata, “aku pernah bermalam bersama Rasulallah Saw lalu aku datangi beliau dengan air wudlu serta keperluannya. Kemudian beliau bersabda, “mintalah padaku”. Aku berkata, “aku mohon kepdamu agar berdampingan bersamamu di akhirat”. Beliau bertanya, “atau ada permintaan selian itu?. Aku menjawab “permohonanku hanya itu” beliau bersabda, “bantulah aku atas dirimu dengan memperbanyak sujud”. (HR. Muslim).

Dalil Tata Cara Bertawasul


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel