Dalil Talqin Ketika Sakaratul Maut
Selasa, 03 Desember 2019
Edit
Dalil Talqin Ketika Sakaratul Maut
Secara bahasa talqin memiliki makna mendikte, mengajarkan, memahamkan, secara istilah talqin dapat dipahami sebagai bimbingan mengucapkan kalimat syahadat atau kalimat yang baik, baik kepada seorang mukmin yang sakaratul maut atau baru saja di kebumikan.
Talqin bertujuan untuk mengingatkan akan kalimat lailahaillallah kepada orang yang sakaratul maut atau yang baru dikebumikan, hal tersebut bertujuan agar tiada lain dia yang di talqin agar selalu ingat dengan kalimat tauhid.
Pasti menjadi keinginan kita semua terutama kepada orang orang yang kita sayangi, agar ketika akhir kalimatnya di dunia adalah kalimat tauhid, itu menjadi tugas kita membantunya, apalagi ketika orang yang kita sayangi sakaratul maut, maka kita harus membimbingnya untuk mengucapkan kalimat tauhid, demikianlah tujuan dari talqin, yang mana upaya kita sebagai sesama muslim untuk saling membimbing dan mengingatkan.
Talqin memiliki landasan yang jelas, berikut ini dalil dalilnya:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لَقِّنُوْا مَوْتَاكُمْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ. (رواه ومسلم وغيره).
Dari Abi Hurairah berkata, Rasulallah Saw bersabda, Talqinlah orang-orang yang akan meninggal dunia kalian mengucapkan lailahaillallah. (HR. Muslim, dan Lain Lain).
وَرَوَى أَبُوْ دَاوُدْ بِاِسْنَادٍ حَسَنٍ وَالْحَاكِمُ بِاِسْنَادِ صَحِيْحٍ أَنَّهُ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَنْ كَانَ اَخِرُ كَاَ مِهِ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ.
Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad yang hasan dan Hakim meriwayatkan dengan sanad yang shohih, bahwa sesungguhnya Nabi Saw bersabda “barang siapa yang akhir dari ucapannya lailahaillallah maka ia masuk surga”.
لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ, فَاِنَّهُ مَنْ كَانَ اَخِرُ كَاَحمِهِ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ عِنْدَ الْمَوْتِ دَخَلَ الْجَنَّةَ يَوْمًا مِنَ الدَّهْرِ, وَاِنْ كَانَ اَصَابَهُ قَبْلَ ذَلِكَ مَا اَصَابَهُ. (رواه ابن حبان).
Ajarilah orang mati kalian dengan kalimat lailahaillallah, sesungguhnya barang siapa akhir perkataannya adalah lailahaillallah maka dia masuk surga pada hari di suatu masa, meskipun sebelumnya telah menimpanya apa yang telah dia timpa. (HR. Ibnu Hibbah).
وتلقين بالغ ولو شهيدا كما اقتضاه اطلاقهم خلافاللزر كشى بعد تمام دفن.
Dan disunnahkan mentalqin mayit dewasa, dan sekalipun ia syahid, sebagaimana kehendak orang yang diithlaqkan mereka. (Zainuddin Al-Malibari, Fathul Muin).
Menurut qoul shohih penalqinan dilakukan satu kali (tidak perlu di ulang), kecuali apabila muhtadlor (orang yang sekarat) setelah ditalqin berbicara sekalipun masalah ukhrawi, maka talqin sunnah untuk diulangi lagi. Menurut imam As-Shamiri takqin tidak sunnah di ulangi selama muhtadlor tidak membicarakan urusan dunia.
Orang yang menalqin orang yang sekarat disunnahkan bukan ahli waris bukan musuhnya, atau orang yang hasud/iri kepadanya, hal ini bertujuan untuk menghindari dugaan bahwa mereka mengharapkan kematian muhtadlor (orang yang sakaratu maut). Jika yang ada hanya ahli waris, maka hendaknya yang menalkin adalah ahli waris yang paling sayang kepada muhtadlor (orang yang sekarat).
Demikianlah pembahasan kami tentang Dalil Talqin Ketika Sakaratul Maut, mari kita jaga tradisi ini, agar kita tetap bisa mendapat manfaat yang menguntungkan kita semua kelak di akhirat. Amin
Secara bahasa talqin memiliki makna mendikte, mengajarkan, memahamkan, secara istilah talqin dapat dipahami sebagai bimbingan mengucapkan kalimat syahadat atau kalimat yang baik, baik kepada seorang mukmin yang sakaratul maut atau baru saja di kebumikan.
Talqin bertujuan untuk mengingatkan akan kalimat lailahaillallah kepada orang yang sakaratul maut atau yang baru dikebumikan, hal tersebut bertujuan agar tiada lain dia yang di talqin agar selalu ingat dengan kalimat tauhid.
Pasti menjadi keinginan kita semua terutama kepada orang orang yang kita sayangi, agar ketika akhir kalimatnya di dunia adalah kalimat tauhid, itu menjadi tugas kita membantunya, apalagi ketika orang yang kita sayangi sakaratul maut, maka kita harus membimbingnya untuk mengucapkan kalimat tauhid, demikianlah tujuan dari talqin, yang mana upaya kita sebagai sesama muslim untuk saling membimbing dan mengingatkan.
Talqin memiliki landasan yang jelas, berikut ini dalil dalilnya:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لَقِّنُوْا مَوْتَاكُمْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ. (رواه ومسلم وغيره).
Dari Abi Hurairah berkata, Rasulallah Saw bersabda, Talqinlah orang-orang yang akan meninggal dunia kalian mengucapkan lailahaillallah. (HR. Muslim, dan Lain Lain).
وَرَوَى أَبُوْ دَاوُدْ بِاِسْنَادٍ حَسَنٍ وَالْحَاكِمُ بِاِسْنَادِ صَحِيْحٍ أَنَّهُ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَنْ كَانَ اَخِرُ كَاَ مِهِ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ.
Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad yang hasan dan Hakim meriwayatkan dengan sanad yang shohih, bahwa sesungguhnya Nabi Saw bersabda “barang siapa yang akhir dari ucapannya lailahaillallah maka ia masuk surga”.
لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ, فَاِنَّهُ مَنْ كَانَ اَخِرُ كَاَحمِهِ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ عِنْدَ الْمَوْتِ دَخَلَ الْجَنَّةَ يَوْمًا مِنَ الدَّهْرِ, وَاِنْ كَانَ اَصَابَهُ قَبْلَ ذَلِكَ مَا اَصَابَهُ. (رواه ابن حبان).
Ajarilah orang mati kalian dengan kalimat lailahaillallah, sesungguhnya barang siapa akhir perkataannya adalah lailahaillallah maka dia masuk surga pada hari di suatu masa, meskipun sebelumnya telah menimpanya apa yang telah dia timpa. (HR. Ibnu Hibbah).
وتلقين بالغ ولو شهيدا كما اقتضاه اطلاقهم خلافاللزر كشى بعد تمام دفن.
Dan disunnahkan mentalqin mayit dewasa, dan sekalipun ia syahid, sebagaimana kehendak orang yang diithlaqkan mereka. (Zainuddin Al-Malibari, Fathul Muin).

Menurut qoul shohih penalqinan dilakukan satu kali (tidak perlu di ulang), kecuali apabila muhtadlor (orang yang sekarat) setelah ditalqin berbicara sekalipun masalah ukhrawi, maka talqin sunnah untuk diulangi lagi. Menurut imam As-Shamiri takqin tidak sunnah di ulangi selama muhtadlor tidak membicarakan urusan dunia.
Orang yang menalqin orang yang sekarat disunnahkan bukan ahli waris bukan musuhnya, atau orang yang hasud/iri kepadanya, hal ini bertujuan untuk menghindari dugaan bahwa mereka mengharapkan kematian muhtadlor (orang yang sakaratu maut). Jika yang ada hanya ahli waris, maka hendaknya yang menalkin adalah ahli waris yang paling sayang kepada muhtadlor (orang yang sekarat).
Demikianlah pembahasan kami tentang Dalil Talqin Ketika Sakaratul Maut, mari kita jaga tradisi ini, agar kita tetap bisa mendapat manfaat yang menguntungkan kita semua kelak di akhirat. Amin