Dalil Puji Pujian

Dalil Puji Pujian

Puji pujian setelah adzan sebelum iqomah banyak kita temui di wilayah indonesia, lebih lebih di pulau jawa yang mana pulau jawa sendiri tempat utama penyebaran dakwah islam oleh wali songo, puji pujian biasanya di waktu sesudah adzan, kemudia menunggu waktu iqomah tersebut  di isi dengan puji pujian, bisa juga disebut waktu menunggu sela imam datang, dan menunggu jamaah lain yang belum datang sehingga layak untuk waktunya iqomah.

Perlu kita ketahui puji pujian tidak sembarangan sesuatu yang tidak memiliki landasan, puji pujian merupakan hasil ijtihad atau racikan dari beberapa dalil hingga mengerucut, sehingga menjadi sebuah amaliah puji pujian.

Berikut ini kami racikkan beberpa dalil yang merucutkan hukum puji pujian setelah adzan sebelum iqomah.

Dalil Doa Yang Tidak Tertolak.

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ, قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لَا يُرَدُّ الدُّعَاءِ بَيْنَ الْاَذَانِ وَالْاِقَامَةِ. (رواه أبو داود والترمذي والنسائي وغيرهم. قال الترمذي حديث حسن صحيح).

Dari anas ra berkata, Rosulallah Saw bersabda: “tidak akan di tolak doa yang dipanjatkan diantara adzan dan iqomah”. (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ahmad, dll).

Hadist ini secara umum tentang doa yang di ijabahi oleh Allah, dan diantara doa itu disebutkan di antara adzan dan iqomah, waktu itu juga yang di pakai untuk puji pujian.

Dalil Do’a Yang Paling Utama.

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ يَقُوْلُ: سَمِعْتُ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ: أَفْضَلُ الذِّكْرِ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهْ, وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ: اَلْحَمْدُ للهِ.

Dari Jabi bin Abdullah Ra berkata, “Saya mendengar Rosulallah Saw bersabda: “Dzikir yang paling utama adalah Laila ha illa Allah dan doa yang paling utama adalah Al-Hamdulillah (memuji kepada Allah)”. (HR. Tirmidzi No: 3305, Ibnu Majah No: 3790, Ibnu hibban, dan Al-Hakim).

Kita semua tahu, bahwa alhamdulillah bermakna segala puji bagi Allah, dan pasti kita tahu segala bentuk puji itu banyak, ada dzikir, istigfar, bersyukur, sholawat, memohon, mengagungkan, dll.
Dari dalil do’a tersebut konsep tentang dalil puji pujian setelah adzan sebelum iqomah sudah agak mengerucut, dan sudah agak jelas.

Dalil Puji Pujian

Dalil Lebih Konteks Dengan Puji Pujian.

Ada dalil yang lebih jelas dan mengerucut, dan memberikan konteks jelas tentang dalil puji pujian yang sudah bisa mewakili dua teks dalil umum diatas.

 خَبَرُ مُسْلِمٍ وَالْأَرْبَعَةِ اِلَّا ابْنَ مَاجَةْ أَنَّهُ صلى الله عليه وسلم قَالَ اِذَا سَمِعْتُ الْمُؤَذِّنَ فَقُوْلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ ثُمَّ صَلُّوْا عَلَيَّ فَاِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا ثُمَّ سَلُوْا اللهَ تَعَالَى لِي الْوَسِيْلَةَ فَاِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لَا تَنْبَغِيْ اِلَّا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ تَعَالَى وَأَرْجُوْ أَنْ أَكُوْنَ هُوَ أَنَا فَمَنْ سَأَلَ اللهَ لِيَ الْوَسِيْلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ.

Hadist Muslim dan Imam Empat selain Ibnu Majah, bahwa sesungguhnya Rosulallah Saw, bersabda, “ Ketika kalian mendengar adzan maka ucapkanlah seperti apa yang diserukan muadzin, lalu bersholawatlah kepadaku, karena barang siapa yang bersholawat satu kali kepadaku, Allah akan membalas dengannya sepuluh kali, kemudia memohonkan kepada Allah Washilah untukku, karena sesungguhnya ia adalah derajat di surga yang tak patut selain bagi hamba dari hamba-hamba Allah Ta’ala, dan aku berharap semoga hamba hamba itu akulah orangnya. Maka barang siapa yang memohonkan kepada Allah Wasilah untukku, baginya berhak mendapat syafaat.

عَنْ سَعِيْدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ مَرَّ عُمَرُ بِحِسَّانِ بْنِ ثَابِتْ وَهُوَ يَنْشَدُ فِي الْمَسْجِدِ فَلَحَظَ اِلَيْهِ, فَقَالَ قَدْ أَنْشَدْتُ وَفِيْهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْكَ, ثُمَّ الْتَفَتَ اِلَى أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَالَ أَسَمِعْتَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ؟ أَجِبْ عَنِّي اللَّهُمَّ أَيَّدَهُ بِرُوْحِ الْقُدُوْسِ قَالَ اَللَّهُمَّ نَعَمْ. (رواه النساءي).

Dari Sa’id bin Al-Musayyab ia berkata, “Umar lewat bertemu dengan Hissan bin Tsabit yang sedang berpujian di masjid, lalu Umar melirik kepadanya (lirikan tanda tidak setuju). Hissan berkata, “sungguh aku pernah berpujian dan di dalam masjid ada seorang yang lebih baik darimu”. Lalu ia menoleh engkau telau mendengar Rasulullah Saw, bersabda?, “Jawablah untukku!”. Ya Allah, kuatkanlah ia dengan Ruhul Qudus”. Abu Hurairah menjawab, “Ya”. (HR An-Nasa’i).

وَأَمَّا الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليهوسلم  عَقِبَ الْأَذَانِ فَقَدْ صَرَّحَ الْأَشْيَاخُ بِسُنِّيَّتِهِمَا, وَلَا يَشُكُّ مُسْلِمٌ فِيْ أَنَّهُمَا مِنْ أَكْبَرِ الْعِبَادَاتِ, وَالْجَهْرُبِهِمَا وَكَوْنُهُمَا عَلَى مَنَارَةٍ لَا يُخْرِجُهُمَا عَنِ السُّنِّيَّةِ. اه

Adapun membaca sholawat dan salam atas Nabi Saw, setelah adzan (pujian) para masyayikh menjelaskan bahwa hal itu hukumnya sunah. Dan seorang muslim tidak ragu bahwa membaca sholawat dan salam itu termasuk salah satu cabang ibadah yang sangat besar. Adapun membacanya dengan suara keras dan di atas menara itupun tidak menyebabkan keluar dari hukum sunah. (Syaikh Muhammad Amin Al-Kurdi dalam kitabnya Tanwirul Qulub Hal: 179).

فائدة: جماعة يقرأون القرأن في المسجد جهرأ, وينتفع بقراءتهم أناس, ويتشوش أخرون, فان كانت المصلحة أكثر من المفسدة فالقراءة أفضل, وان كانت بالعكس كرهت. اه (فتاوى النووي).

Pemberitahuan: Sekelompok orang membaca Al-Qur’an (dzikir, pujian) dengan lantang di masjid. Sebagian orang mengambil manfaat dari pengajian mereka. Tetapi sebagian orang lainnya terganggu. Jika maslahatnya lebih banyak dari mafsadatnya, maka baca Al-Qur’an (dzikir, pujian) itu lebih utama (afdol). Tetapi jika sebaliknya yang terjadi, maka baca Al-Qur’an (dzikir, pujian) itu menjadi makruh. (Fatwa An-Nawawi) (Lihat Sayyid Abdurahman Ba’alawi, Bughyatul Mustarsyidin. (Beirut: Darul Fikr, 1994 M/ 1414 H). Halaman 108).

Hikmah Dan Manfaat Puji Pujian.

كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى الْلِسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ اِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللهْ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ.

Ada dua kalimat (dzikir) yang ringan diucapkan di lidah, tapi berat (besar pahalanya) pada timbangan amal (kebaikan) dan sangat dicintai oleh Ar-Rohman (Allah yang maha luas Rahmat-Nya), yaitu: Subhanallah Wabihamdihi Subhanallahil Adzim (maha suci Allah dengan memuji-Nya dan maha suci Allah yang maha agung). (HR. Bukhari No: 6043 dan 6304) dan Muslim No: 2694).

اَلَّذِيْنَ اَمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللهْ اَلَا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبَ.

Orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram”. (QS. Ar-Ra’d Ayat: 28).

Kesimpulan:
1. Pujia pujian sesudah adzan sebelum iqomah adalah termasuk do’a yang paling utama (afdol) dan termasuk do’a yang bertempat di tempat yang mudah di ijabahi oleh Allah.

2. Pujian atau memuji kepada Allah itu bentuknya banyak, puncaknya adalah ungkapan bersyukur, istigfar, sholawat, mengagungkan Allah, melantunkan nama nama Allah.

3. Do’a yang paling utama adalah memuji Allah, tempat berdoa yang mustajab adalah salah satunya di antara adzan dan iqomah.

4. Puji pujian menjadi sunnah, karena selain landasannya jelas, maslahatnya juga banyak, dan tidak mungkin muslim itu terganggu dengan doa dan lantunan pujian kepada Allah.

5. Pujian memakai pengeras suara tidak mengurangi nilai kesunahannya. Justru malah menambah nilai fungsi utama dari pujian.

Wallahualam.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel