Dalil Membaca Sayyidina

Dalil Membaca Sayyidina

Sayyidina adalah sebutan untuk mengagunggkan Nabi Muhammad Saw, sayyidina mempunyai arti penghulu, tuan, baginda, pimpinan. Kita sebagai umatnya tentu merasa kurang bahkah tidak pantas, kalau kita memanggil junjungan kita tanpa disertai gelar yang jika kita ucapkan akan bermakna mengagungkan beliau dan merendahkan diri kita.

Selain sayyidina masih banyak sebutan lain buat Nabi Muhammad Saw, salah satunya, habibana, syafi’ina, maulana, dan banyak lainnya yang semakna untuk mengangungkan dan memberikan penghormatan kepada beliau Nabi Muhammad Saw.

Pemberian sebutan Sayyidina kepada Nabi Muhammad Saw tersebut berdasarkan dalil berikut ini:

اَنَا سَيِّدُ وَلَدِ اَدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا فَخْرَ وَبِيَدِيْ لِوَاءُ الْحَمْدِ وَلَا فَخْرَ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ يَوْمَئِذٍ اَدَمَ فَمَنْ سِوَاهُ اِلَّا تَحْتَ لِوَائِيْ. (رواه الترمذي).

Aku adalah sayyidnya anak Adam di hari kiamat, namun tanpa ada kesombongan. Di tanganku bendera pujian, namun tanpa ada kesombongan. Tak ada seorang nabi pun pada saat itu baik Adam maupun lainnya kecuali berada di bawah benderaku. (HR. At-Tirmidzi).

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ, قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم اَنَا سَيِّدُ وَلَدِ اَدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَوَّلُ مَنْ يُنْسَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَافِعٍ. (رواه مسلم).

Diriwayatkan dari abu hurairah ra ia berkata, Rasulallah saw bersabda, “saya adalah sayyid (penghulu) anak adam pada hari kiamat. Orang pertama yang bangkit dari kubur, orang yang pertama memberi syafa’at dan orang yang pertama kali diberi hak untuk memberikan syafa’at”. (Shohih Muslim No: 4223).

Dalil di atas menujukkan benarnya akan Nabi Saw adalah Sayyidnya umat, jadi gelar sayyid atau panggilan sayyid itu memang buat Nabi Muhammad Saw, dan itu merupakan gelar panggilan untuk umat kepada beliau yang mempunya makna penghormatan dan mengangungkan.

Penyebutan kata sayyid kepada Nabi Muhammad Saw, juga di jelaskan di kitab Hasyiah Al-Baijuri, sebagai mana berikut ini:

اَلْأَوْلَى ذِكْرُ السَّيِّادَةِ لِأَنَّ الْأَفْضَلَ سُلُوْكِ الْأَدَبِ.

Yang lebih utama adalah mengucapkan sayyidina (sebelum nama Nabi Saw), karena hal yang lebih utama bersopan santun (kepada beliau). (Hasyiah Al-Baijuri, Juz 1, Hal 156).

Dari keterangan di atas sangat jelas dari segi penyebutan, tujuan, hikmah dari kata Sayyidina kepada Nabi Muhammad Saw, memiliki landasan jelas dan kuat dan bisa di amalkan.

Hukum Membaca Sayyidina


Hukum Membaca Sayyidina Dalam Sholat

Penyebutan kata Sayyidina tersebut juga bisa di gunakan dalam tasyahud sholat, hal demikian di kutib dari tiga madzhab, yaitu:

Madzhab Maliki

وَذَكَرَ عَنْ الشَّيْخِ عِزِّ الدِّيْنِ عَبْدِ السَّلَامِ أَنَّ الْاِتْيَانَ بِهَا فِي الصَّلَاةِ يَنْبَنِي عَلَى الْخِلَافِ هَلْ الأَوْلَى امْتِثَالُ الْأَمْرِ أَوْ سُلُوْكُ الْأَدَبِ؟ (قُلْتُ) وَالَّذِيْ يَظْهَرُ لِي وَأَفْعَلُهُ فِي الصَّلَاةِ وَغَيْرِهَا الْاِتْيَانُ بِلَفْظِ السَّيِّدِ وَاللهُ أَعْلَمُ.

Dia menyebutkan dari syaikh Ibnu Abdissalam bahwa menambah lafadz Sayyid dalam sholat didasari perbedaan pendapat apakah yang utama mengikuti perintah Nabi atau melaksanakan etika? Saya berkata: Yang jelas bagi saya dan yang saya lakukan di dalam sholat atau lainnya adalah menyebut Sayyid. (Mawahib Al-Jalil 1/69).

Madzhab Syafi’i

والأفضل الاتيان بلفظ السيادة كما قاله ابن ظهيرة وصرح به جمع وبه أفتى الشارح.

Yang utama adalah membaca Sayyid seperti yang di sampaikan oleh Ibnu Dzhirah dan dijelaskan oleh sekelompok ulama. Syaikh Al-Mahalli juga menfatwakan hal yang sama. (Nihayatul Muhtaj 1/530).

Madzhab Hanafi

وَنُدِبَ السِّيَادَةُ لِأَنَّ زِيَادَةَ الْاِخْبَارِ بِالْوَاقِعِ عَيْنُ سُلُوْكِ الْأَدَبِ فَهُوَ أَفْضَلُ مِنْ تَرْكِهِ, ذَكَرَهُ الرَّمْلِيُّ الشَّافِعِيُّ وَغَيْرُهُ.

Dianjurkan membaca Sayyid, karena menyampaikan realitas adalah bentuk etika yang sebenarnya. Hal ini lebih utama daripada meninggalkannya. Hal itu juga disampaikan oleh Ramli Al-Sayafi’i dan beberapa ulama lainnya. (Ibnu Abidin, Rad Al-Mukhtar, 4/91).

Dari pembahasan hukum pelafadzan sayyidina di dalam dan luar sholat di atas, kita tentu mengerti dan faham, mana yang bisa kita amalkan dan utamakan, tentunya kita sebagai umat beliau dan berharap berada dalam bendera Nabi ketika di akhirat, mari kita berusaha menjadi umat yang bisa mengagungkan, menghormati kepada sayyid (pemimpin) kita.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel