Biografi Gus Baha’
Selasa, 29 Oktober 2019
Edit
Biografi Gus Baha’
Silsilah Keluarga Gus Baha
Gus Baha nama lengkap KH. Ahmad Bahauddin Nursalim adalah putra seorang ulama ahli Qur’an KH. Nursalim Al-Hafizh dari Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengan, sebuah desa yang bisa di katakan di pesisir utara pulau Jawa.
KH. Nursalim (ayah Gus Baha’) adalah murid dari KH. Arwani Al-Hafizh Kudus dan KH. Abdullah Salam Al-Hafizh Pati.
Dari silsilah keluarga, ayah Gus Baha’ terhitung dari buyut beliau hingga generasi ke empat kini merupakan ulama ulama ahli di bidang Al-Qur’an yang handal.
Silsilah keluarga dari gari ibu beliau, merupakan silsilah keluarga besar ulama’ lasem, bani Mbah Abdurrohman Basyaiban atau Mbah Sambu yang pesareannya (makam) ada di area Masjid Jami’ Lasem, sekitar setengan jam perjalanan jika di tempuh dari Kota Rembang.
Kyai yang lahir ti tahun 1970 an ini, kini menjadi rujuan umat islam khusunya di Indonesia. beliau berhasil membuka pintu pintu ilmu secara hakikat dan jelas, sesuai fitrah agama dan fitrah manusia.
Pendidikan Gus Baha’
Dari kecil Gus Baha memuali menempuh gemblengan keilmuan dan hafalan Al-Qur’an di bawah asuhan ayahnya sendiri, hingga pada usia yang masih sangat muda, beliau Gus Baha telah berhasil mengkhatamkan Al-Qur’an beserta qiro’ahnya dengan lisensi yang ketat dari ayah beliau. Karena memang karakteristik bacaan dari murid murid Mbah Arwani (Guru Ayah Gus Baha) menerapkan keketatan dalam ilmu tajwid dan makhorijul huruf.
Menginjak masa remaja, Ayah Gus Baha (KH Nursalim) menitipkan Gus Baha untuk mondok dan berkhidmat pada Syaikhina KH. Maimoen Zubair (Mbah Moen) di Pondok Pesantren Al-Anwar, Karangmangu, Sarang, Rembang, Sekitar 10 KM arah timur Narukan.
Di Al-Anwar, Gus Baha terlihat sangat menonjol dalam ilmu Syariat seperti halnya bidang Fiqih, Hadist dan Tafsir. Hal ini terbukti dari beberapa amanat yang di embah Gus Baha selama mondok di Al-Anwar sebagai Rois Fathul Muin, dan ketua Ma’arif di jajaran kepengurusan PP. Al Anwar.
Saat mondok di Al-Anwar beliau mengkhatamkan hafalan shohih Muslim lengkap dengan matan, rowi, dan sanadnya, selain itu beliau juga mengkhatamkan hafalan kitab Fathul Mu’in dan kitab kitab gramatika arab seperti imriti dan alfiah ibnu malik.
Dengan kualitas ilmu Gus Baha yang seperti itu, beliau menjadi santri pertama Al-Anwar yang memegang rekor hafalan terbanyak di era beliau, hal itu dibuktikan ketika beliau di tolak ketika ada musyawarah, dengan alasan beliau Gus Bahatidak berada pada level santri pada umumnya.
Mohamad Nurofik
Silsilah Keluarga Gus Baha
Gus Baha nama lengkap KH. Ahmad Bahauddin Nursalim adalah putra seorang ulama ahli Qur’an KH. Nursalim Al-Hafizh dari Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengan, sebuah desa yang bisa di katakan di pesisir utara pulau Jawa.
KH. Nursalim (ayah Gus Baha’) adalah murid dari KH. Arwani Al-Hafizh Kudus dan KH. Abdullah Salam Al-Hafizh Pati.
Dari silsilah keluarga, ayah Gus Baha’ terhitung dari buyut beliau hingga generasi ke empat kini merupakan ulama ulama ahli di bidang Al-Qur’an yang handal.

Silsilah keluarga dari gari ibu beliau, merupakan silsilah keluarga besar ulama’ lasem, bani Mbah Abdurrohman Basyaiban atau Mbah Sambu yang pesareannya (makam) ada di area Masjid Jami’ Lasem, sekitar setengan jam perjalanan jika di tempuh dari Kota Rembang.
Kyai yang lahir ti tahun 1970 an ini, kini menjadi rujuan umat islam khusunya di Indonesia. beliau berhasil membuka pintu pintu ilmu secara hakikat dan jelas, sesuai fitrah agama dan fitrah manusia.
Pendidikan Gus Baha’
Dari kecil Gus Baha memuali menempuh gemblengan keilmuan dan hafalan Al-Qur’an di bawah asuhan ayahnya sendiri, hingga pada usia yang masih sangat muda, beliau Gus Baha telah berhasil mengkhatamkan Al-Qur’an beserta qiro’ahnya dengan lisensi yang ketat dari ayah beliau. Karena memang karakteristik bacaan dari murid murid Mbah Arwani (Guru Ayah Gus Baha) menerapkan keketatan dalam ilmu tajwid dan makhorijul huruf.
Menginjak masa remaja, Ayah Gus Baha (KH Nursalim) menitipkan Gus Baha untuk mondok dan berkhidmat pada Syaikhina KH. Maimoen Zubair (Mbah Moen) di Pondok Pesantren Al-Anwar, Karangmangu, Sarang, Rembang, Sekitar 10 KM arah timur Narukan.
Di Al-Anwar, Gus Baha terlihat sangat menonjol dalam ilmu Syariat seperti halnya bidang Fiqih, Hadist dan Tafsir. Hal ini terbukti dari beberapa amanat yang di embah Gus Baha selama mondok di Al-Anwar sebagai Rois Fathul Muin, dan ketua Ma’arif di jajaran kepengurusan PP. Al Anwar.
Saat mondok di Al-Anwar beliau mengkhatamkan hafalan shohih Muslim lengkap dengan matan, rowi, dan sanadnya, selain itu beliau juga mengkhatamkan hafalan kitab Fathul Mu’in dan kitab kitab gramatika arab seperti imriti dan alfiah ibnu malik.
Dengan kualitas ilmu Gus Baha yang seperti itu, beliau menjadi santri pertama Al-Anwar yang memegang rekor hafalan terbanyak di era beliau, hal itu dibuktikan ketika beliau di tolak ketika ada musyawarah, dengan alasan beliau Gus Bahatidak berada pada level santri pada umumnya.
Mohamad Nurofik